Senin, 18 April 2011

Dirgahayu ISMAPETI ke-28


HYMNE ISMAPETI*)

Karya:  Jimi Haryanto (HIPROMATER - Universitas Bengkulu)

Kami insan peternakan Indonesia
Bersama dalam menggapai cita-cita mulia
Ikrar setia dari kami anak bangsa
Bersatu dalam membangun Nusantara jaya

Ikatan Senat Mahasiswa Peternakan Indonesia
Beraneka warna dalam satu wadah
Dan setia….

Ikatan Senat Mahasiswa Peternakan Indonesia
Bina putra bangsa, bangun Nusantara
Yang sentosa….

Kau kebanggaan jadi panduan
Tuk masa depan
Doa kami.… ISMAPETI
Jayalah…. selamanya….

*)Diciptakan pada Mei 2000

Selasa, 12 April 2011

hanya IBU...

sumber foto: http://kanankbastian.student.umm.ac.id
Di waktu ku kecil, gembira dan senang
Tiada duka kukenal, tak kunjung mengerang
Disore hari nan sepi….ibuku terbelut
Sujud berdoa ku dengar namaku disebut

Di doa ibuku, namaku disebut
Di doa ibuku kudengar, ada namaku disebut

Sering lah kini kukenang, di masa yang berat
Di kala hidup mendesak dan nyaris kutersesat
Melintas gambar ibuku, sewaktu bertelut
Kembali sayup kudengar, ….namaku disebut
Di sore hari nan sepi… ibuku bertelut
Sujud berdoa ku dengar namaku disebut

Sekarang dia telah pergi ke rumah yang tenang
Namun kasihnya padaku selalu ku kenang
Kulintas gambar ibuku sewaktu berteduh
Kembali sayup kudengar ... namaku disebut..

Betapa sederhananya seorang ibu
Hanya doa dan doa yang selalu diucapakan untuk buat hatinya
Tapi kapan?? Kapan??? Saya, Kamu dan Kita semua menyisihkan waktu untuk mengingat peluhnya
Menyeka keringatnya, sejenak untuk bertelut
dan bersimpuh mengucapkan namanya dalam doa pun
Lebih sering terlupa dibanding nama-nama yang lain

Maha besar Allah SWT, Dia ciptakan manusia dengan penuh kelembutan
Hamba yang selalu bisa menerima kesalahan-kesalahan anaknya
Hamba yang tak pernah mengeluh dan hanya ingin terus melihat senyum pada anak-anaknya
Bahkan sampai akhir hayatnya pun dia wariskan, dia berikan kasihnya hanya untuk anak-anaknya
Tanpa mengharap balas

Bukan hanya hari ini, esok atau kala
Ibu tetap seorang Ibu
Wanita dengan kesederhanaannya namun kokoh bagai karang
Wanita dengan penuh kelembutan dan kasih dalam setiap tutur, sikap dan doa untuk anak-anaknya
Semoga Allah SWT memberikan tempat terindah dalam jagat raya ini
Hanya untuk Ibu…

Sabtu, 09 April 2011

Slogan Kabupaten/Kota Di DIY

Buat temen-temen yang belum pernah berkunjung ke Yogyakarta, atau temen-temen yang sudah pernah berkunjung ke Yogyakarta atau malah mungkin yang tinggal di Yogyakarta. Ada oleh-oleh kecil yang bisa saya kasih ke temen-temen semua.

Bukan bakpia juga bukan gudeg oleh-olehnya. Oleh-oleh ini lain dari biasanya. Ini dia oleh-oleh buat temen-temen semua, slogan kabupaten dan kota di DIY.

Tapi Sebelumnya saya akan kasih info dulu buat temen-temen sebelum masuk ke oleh-olehnya. DIY atau Daerah Istimewa Yogyakarta terdiri dari 1 Kota yakni Kota Yogyakarta serta 4 Kabupaten yakni Kabupaten Sleman, Bantul, Gunung Kidul dan Kulon Progo.

Ke 5 Kabupaten/Kota ini punya slogan tersendiri. Ini dia slogan tersebut yang saya jadikan oleh-oleh untuk temen-temen semua:

Kota Yogyakarta "Yogya Berhati Nyaman"
Kepanjangan dari "Bersih, Sehat, Indah, Nyaman"

Kabupaten Sleman "Sembada"
Kepanjangan dari "Sehat, Elok dan Edi, Makmur dan Merata, Bersih dan Berbudaya,
Aman dan Adil"

Kabupaten Bantul "Projo Taman Sari"
Kepanjangan dari "Produktif Profesional, Ijo Royo-toyo, Tertib, Aman,
Sehat, Asri, Sejahtera, Demokratis, Agamis"

Kabupaten Gunung Kidul "Handayani"
Kepanjangan dari "Hijau, Aman, Normatif, Dinamis, Amal, Yakin, Asah Asih Asuh, Nilai Tambah dan Indah”

Kabupaten Kulon Progo "Binangun"
Kepanjangan dari "Beriman, Indah, Nuhoni, Aman, Nalar, Guyup, Ulet, Nyaman"

Itu dia oleh-oleh yang bisa temen-temen nikmati dari saya.

Jumat, 08 April 2011

[peternak] Siapa yang dibela....???

Sumber foto: disnak.sumbarprov.go.id
He...he... enggak tahu mau ketawa atau nangis karena kebodohan diri saya sendiri. Baca-baca postingan temen-temen soal daging import. Ada salah satu postingan temen-temen dari salah satu portal berita nasional yang linknya http://economy.okezone.com/read/2011/03/24/320/438624/bikin-rugi-rencana-tambah-kuota-impor-daging-ditolak pada tanggal 24 Maret 2011.

Disana dituliskan "Masyarakat Anti Daging Impor menolak rencana pemerintah untuk menambah kuota impor daging sapi dari 58 ribu ton menjadi 98 ribu ton. Rencana itu dikhawatirkan merugikan usaha peternakan sapi potong rakyat".

Terus kemudian baca lagi postingan teman dari portal yang sama pada tanggal 6 April 2011 dengan link http://economy.okezone.com/read/2011/04/06/320/443133/. Pada link ini dutuliskan "Menteri Pertanian Suswono akan menambah kuota daging impor sebesar 22 ribu ton lantaran wacana swasembada daging sampai saat ini tidak terealisasinya. Dengan demikian, jelas dia pemerintah telah menaikkan batas tolerasi impor daging sapi tahun ini sebesar 22 ribu ton, kuota daging impor bertambah menjadi 72 ribu ton dari sebelumnya 50 ribu ton".

Mungkin karena kebodohan saya, aliansi yang aksi seperti tertulis pada portal berita nasional tersebut di tanggal 24 Maret 2011 maksudnya itu aksi untuk membela siapa ya?. Selisih antara angka yang didemo sekitar 48 ribu ton didemo karena barangnya ilegal. Sedangakan selisih angka 22 ribu ton yang resmi akan dilakukan pemerintah (legal) kok enggak ada aksinya ya dari MADI he...he...

Mohon pencerahannya.

Rabu, 06 April 2011

Soto nDeprok

Pengunjung sedang menikmati sajian soto
Buat temen-temen yang berdomisili di Jogja khususnya yang masih berlabel Mahasiswa, saya mau share nih tempat yang mungkin bisa dijadiin pilihan sarapan temen-temen. Di blog ini saya namain Soto nDeprok (soalnya belum tau sampai sekarang mas yang jual soto namin tempatnya apa he...he..).

Soto nDeprok diilhami dari kata "nDeprok" yang dalam bahasa jawa duduk berleseh. Mungkin kalau nama kerennya lesehan, biar kagak sama jadi saya mengistilahkan nDeprok. Soto nDeprok terletak disebelah utara lapangan Klebengan. Klebengan sendiri tepat di sebelah utara Fakultas Peternakan (Fapet) UGM.

Di Soto nDeprok menunya sederhana, cuma ada satu pilihan menu, yaitu soto Ayam. Kalau buat saya racikan bumbunya pas, segar dan selalu tersaji hangat. Satu menu soto Cuma dihargai Rp. 4.000,- aja dengan porsi besar buat ukuran sarapan (itu menurut saya he...he..).

Sajian paket hemat Soto nDeprok
Selain soto disini juga ada menu tambahan kayak gorengan tempe yang kering dihargai Rp. 5.00,-/buah, sate telor Rp. 1.000,-, sate rempelo ati Rp. 1.000,- sama rambak cuma seharga Rp. 5.00,-. Selain menu tambahan, di Soto nDeprok juga tersedia minuman yang reltif murah Teh Manis/Tawar (hangat/es) cum Rp. 1.000,-, Jeruk (hangat/es) Rp. 1.000,-.

Dan yang mahal dari itu semua disini temen-temen bakal disuguhin senyum dan sapaan yang ramah dari mas pejnual soto. Kalau dalam ilmu Manajemen Produksi ini disebut faktor intangible (tak terlihat) yang bisa dimaksimalin buat berkompetisi dalam berusaha.

Udah gitu saya tadi pagi coba menghitung faktor ketepatan waktu orderan. Dengan modal handphone di tangan, saya hitung waktu saya memesan sampai pesanan tiba cuma memerlukan waktu ± 2 menit. Pesanan sudah tersaji didepan saya. Dari 2 faktor ini menurut saya Soto nDeprok sudah bisa masuk dalam kategori “Recomended Seller” he...he...

Dan pagi ini saya Cuma menghabiskan Rp. 6.000,- buat makan 1 mangkok soto ayam, 2 gorengan tempe dan segelas penuh es teh tawar he...he... silahkan mampir dan mencoba Soto nDeprok.

silahkan INTEPRETASIKAN [sendiri]



silahkan INTEPRETASIKAN [sendiri] :D lihat jelas-jelas pada bagian yang dilingkari semu merah

Endonesia [bukan] negara AGRARIS



Gara-gara bangun nih kandang, hampir lupa kalau dari sore belum makan. Karena udah didesak cacing-caing yang ada di dalam lambung mau enggak mau harus makan :D. Seperti biasa mau pagi, mau siang apalagi mau malam tempat favorit buat makan cuma nasi telor he...he... (menyesuaikan kantong). Sampai di TKP langsung dah mesen nasi telor sama enggak lupa ES TEH TAWAR he...he..

Disele-sela nunggu pesenan enggak sengaja ngedengar obrolan pemuda harapan bangsa (mahasiswa-red) yang lagi asyik ngobrol sambil diselengi mencumbu mie goreng TANTE (tanpa telor-red). Awal mulanya sih tuh para pemuda ngobrolin kenapa setiap iklan rokok kagak menampilkan model yang sedang ngerokok (menarik juga nih kapan-kapan bisa curhat soal ini he...he..). Terus ujung-ujungnya tuh obralan sampai ke tebak-tebakan negara mana yang terkenal dengan tembakaunya.

Berbagai macam negara dah tuh disebutin para komunitas yang punya previlege lebih (kalau masih kuliah aja, tapi kalau udah lulus terus nganggur habis dah tuh pemuda dicaci maki sama keadaan he...he...). Disela-sela jawaban kagak ketinggalan dong negra tercinta disebutin (Endonesia gitu loch).

Pas pembicaraan soal Endonesia, 1 dantara 2 pemuda bilang Endonesia sampai kapanpun kagak bisa disebut sebagai negara maju soalnya dasarnya Endonesia itu negara Agraris. Beda sama negara maju yang lebih ngedepanin industrinya.

Tuh cerita cuma ane denger sampe itu aja soalnya nasi telor dipiring udah habis he...he... Gara-gara baru punya "kandang" baru pengen banget nulis soal negara Agraris atau bukan kayak yang diobrolin tuh pemuda.

Kalau menurut hasil searching sama om Google negara Agraris itu adalah negara yang sebagian besar penduduknya mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Nah kalau disangkut pautin sama obrolan para pemuda tadi, bukan masalah Endonesia sebagian penduduknya petaninya maka kagak bakal bisa jadi negara maju. 


Amerina negaranya om Bama, dulu sebelum segemuk sekarang (maju-red) awalnya adalah negara yang bertumpu sama pertanian, pun sampai hari ini. Nah tuh negara bisa segemuk (maju-red) kayak sekarang karena pertaniannya khususnya budidaya pertaniannya berubah dari pola tradisional ke pola industri. Kagak ada lagi namanya bajak-bajak an atau cangkul-cangkulan pake lebih banyak keringet kayak di Endonesia. Semua pake mesin, serba otomatis dan tenaga kerja bisa lebih sedikit.


Udah gitu tuh Amerina juga ngebangun industri pertaniannya soalnya ada permintaan mesin-mesin pertanian. Selain itu juga karena udah berfikir maju untuk garap hasil-hasil pertanianya biar ada nilai tambah buat hasil pertanian. Ujung-ujungnya petaninya untuk kagak buntung kayak di Endonesia.


Kalau di Endonesia, petaninya bener-bener menghayati sebagai petani. Petani dijadikan objek perasan, jadi udah miskin diperes lagi jadi miskin. Udah lahannya sedikit hasilnya enggak seberapa, akhirnya tuh jadi tambah miskin.  Pernah ada obrolan dikelas, kalau salah satu cara mensejahterahkan petani dengan mengurangi petani, jadinya kepemilikan lahan jadi bisa lebih luas tiap petani. 


Nah, petani yang dikurangi diberdayakan lewat usaha industrialisasi pertanian. Harapannya lewat industri pertanian kesempatan kerja terbuka luas. Dan yang pasti lembaga keuangan mau modalin buat industri pertanian. Jangan cuma properti aja yang mau dimodalin gede-gedean, terus pertanian kagak ada yang berani modalin.


Ya mau kagak mau pemerintah harus pasang badan buat pertanian, udah tau Endonesia potensinya pertanian kok malah pertanian kagak dipikirin. Emang sih petani cuma dipuja dan dimanja kalau pas pemilu/kada aja. Kalu udah lewat, lupa juga tuh para pemimpin. Kabar-kabarnya Endonesia dipimpin doktor sarjana pertanian, kok bisa dari tahun ke tahun petani miskin terus, impor hasil pertanian tambah banyak aja he...he... 


Selain mokusin industrialisasi pertanian adalagi yang bisa dilakuin lewat cara "pewilayahan" sentra pertanian, daerah-daerah yang punya lahan luas dan memungkinkan untuk ditanami lahan pertanian dijadikan sebagai sentra jadi kagak terfokus semua di 1 pulau kayak sekarang. Kalau ini sudah ditentukan tinggal petani didampingi untuk alih teknologi buat maksimalin hasil pertaniannya. Udah saatnya petani didampingi untuk make teknologi yang bisa ningkatin hasil pertaniannya. 


Jadi negara agraris atau negara maju bukan cuma karena dinilai karena Endonesia cuma bisa bertani aja. Tapi Endonesia akan sangat bisa jadi negara maju lewat industrialisasi pertanian (kalau itu bisa digarap dengan baik).


Mungkin itu dulu buat tengah malam ini tar diobrolin lagi ya he...he... mau nonton european champions league dulu he...he...